I Told Sunset About You

 

I Told Sunset About You



"Aku belum mau pulang, aku mau terus main," rajukku padanya.

"Tapi ini sudah sore, nanti keburu gelap."

"Temani aku sebentar ya, kita beli jajan terus duduk menikmati matahari yang mulai menghilang."

"Yakin?" tanyanya.

Seharusnya pertanyaan itu tak perlu muncul lagi. Jelas-jelas aku yang menginginkannya dari awal.

Benar saja, suara mesin dari kendaraan itu terhenti di sebuah tempat yang menjadi kesukaanku. Aku belum pernah bertanya padanya, apakah ia juga menyukai tempat itu atau tidak.

Aku mengeluarkan jajanan dari kantong plastik dan menyantapnya, sambil melihat ke arah barat.

"Bagus, kan? Sinar matahari sore apa lagi dari tempat ini tuh selalu bagus. Gunungnya jadi terlihat lebih bagus dengan perpaduan cahaya oren di sekitarnya," pujiku pada alam.

Ia mengangguk dan tersenyum saat aku memuji alam sore itu.

"Apa lagi anginnya, nih, semilir banget," lanjutku dengan perasaan senang, sembari menikmati angin yang lewat tepat di depan wajahku.

Aku sekali lagi menatap ke arah barat dan memperhatikan matahari yang indah itu. Aku perlahan berbicara di dalam hati,

 'Aku sangat ingin mengunjungimu terus di sini. Aku benar-benar sangat menyukaimu saat bercahaya terang. Kau seperti dia, sama-sama indah dan ingin selalu kupandangi.'

Aku sedikit tertawa kecil dan membuat bingung orang di sebelahku.

"Kamu kenapa?" tanyanya.

Aku hanya menggeleng, tak menjawab pertanyaannya, dan tetap tersenyum, "Ayo pulang! Aku sudah puas melihat sunset hari ini."

Comments

Popular posts from this blog

Blog Competition : VoSpace

Pemimpin Bangsa, Harapan Untuk Indonesia

SI PEMILIK SENYUM