Posts

SEMESTA

Image
  SEMESTA Berjalan perlahan mengikuti arah angin bergerak Sembari berpikir, apa selanjutnya? Selanjutnya yang kusemogakan ternyata tidak benar-benar terwujud Terhenti, terhalang oleh lika-liku Kadang yang kita pikir akan indah Justru menjadi sebuah pukulan yang menyakitkan Tetapi, apakah semesta akan sejahat itu? Bukankah semesta punya caranya sendiri? Bukankah garis takdir kita sudah tergambarkan? Padahal seharusnya kita tunduk diri pada Yang Esa Benar-benar berserah hanya kepada-Nya Karena mengandalkan manusia itu menyakitkan Yang kita pikir akan berjuang bersama Justru menjadi sebuah kepedihan yang mendalam Padahal seharusnya kita mendongak pada Yang Esa Benar-benar meminta hanya kepada-Nya Bahwa sesungguhnya manusia bisa memberikan luka Lebih sakit dari yang kita bayangkan Tetapi, semua itu harus bermuara kepada satu Satu pintu maaf yang selebar-lebarnya Agar kelak kita tidak menjadi manusia pendendam

SI PEMILIK SENYUM

Image
  SI PEMILIK SENYUM Hai mas Jika boleh dibilang, aku ini pengagummu Pengagummu sejak bulan delapan lalu Dan diam-diam terus memperhatikanmu Si pemilik senyum manis Yang membuat aku benar-benar jatuh hati Merekah dengan sepenuh hati Membuat aku menjadi lebih terkesan Entah ini mungkin sebuah kebetulan Tapi beberapa kali mata kita saling bertemu Hmm kebetulan yang terlalu sering terjadi Tapi aku selalu menikmatinya Mas, jika keberanianku itu adalah 90% Mungkin tiap kali bertemu denganmu aku akan melempar senyum dan sapa Sayangnya keberanianku hanya sekecil biji kacang

SADAR DIRI

Image
SADAR DIRI Aku ingin berteriak sekencang-kencangnya saat mata kita saling bertemu. Sungguh kulakukan, tapi di dalam hati saja. Dan.. itu bukan sekali mata kita bertemu dengan rentang waktu lebih dari 3 detik. Tapi.. lagi-lagi aku selalu menyadarkan diriku sendiri, "sadar, itu hanya kebetulan saja mataku dan matanya bertemu. Bukan karena sebuah takdir dan ada perasaan." Bukan hanya itu saja, aku juga sadar diri, "Fisikku mungkin saja bukan sesuai yang dia suka. Kesempatan kecil sekali pun pasti tidak ada." Sadar diri itu terkadang penting. Padahal rasanya aneh saja, sadar diri karena banyak rasa insecure di dalam diri, yang membuat diri sendiri tidak yakin mau serius suka sama orang.  Semoga selekasnya ada orang baru yang benar-benar bisa mengobati itu semua. Aku berharap kamu, tapi aku pun tidak mau terlalu berharap lebih. Lagi pula, kita berkenalan pun belum, jadi tidak ada banyak yang kuharapkan atas sesuatu di dalam hati. 

LIMA BULAN

Image
  LIMA BULAN Lima bulan berselang, Nan mengajak Sas kembali untuk berbicara. Kali ini soal permohonan maaf yang lebih dalam dari kemarin, dari lima bulan yang lalu sejak mereka berdua hanya sekadar menatap dari kejauhan. Soal permohonan maaf atas kejadian lampau yang tak rampung dan masih rumpang. Nan: Lima bulan, Sas. Kita akhirnya bertemu di sini. Lima bulan aku bertahan mencari cara supaya kamu mau bicara lagi sama aku. Lima bulan juga aku mencari cara supaya kamu dan aku kembali seperti dulu. Sas: Dulunya kita itu memang seperti ini, Nan. Kita nggak saling mengenal, nggak saling berbicara. Yang kamu harapkan itu dulu yang kapan?  Nan: Setelah itu. Setelah kita nggak saling mengenal, akhirnya menjadi saling mengenal. "Dulu" itu yang aku mau. Sas: Kamu seharusnya nggak perlu repot-repot, Nan. Sejak penolakan itu aku bahkan langsung sadar diri. Sadar diri bahwa kamu pun juga dekat dengan perempuan-perempuan yang jauh lebih cantik, berkepribadian baik, dan ilmunya tinggi. Ngg...

LUCU

Image
LUCU Duh.. duh.. duh.. Hidup bener-bener super lucu. Ibaratnya kayak boneka teddy bear yang jadi favorit banyak orang saking lucunya. Saat kita berusaha berbuat baik sama orang, eh, tapi orangnya justru gak menerima tindakan yang kita lakuin buat dia.  Terus mikir "apa ya yang salah dari gue?" Bukan.. ternyata bukan dari diri kita. Saat kita bener-bener udah mengoreksi diri, udah berniat sampai akhirnya bertindak baik sama orang, tapi orangnya acuh, ya berarti dia sih yang aneh.  Terus mikir lagi "iya ya, kenapa jadi gue yang ngerasa bersalah terus ya? Padahal kan gue dulu kayak gitu karena dia duluan yang memulai. Kenapa saat gue udah berusaha baik dia malah gak memaafkan." Nah, berhenti deh.  Jangan sampai kita balik makan hati lagi karena sikap dia yang keterlaluan itu.  Jangan sampai gara-gara satu orang itu, kita malah kehambat sana sini.  Jangan ya..

APRIL MOP!

Image
  APRIL MOP! Apa yang kita tahu soal April? Orang-orang yang lahir bulan April? Benar juga sih. Tapi bukan itu. Yap! April mop. Sebenarnya gak usah nunggu April buat nge-prank, orang hidup kita aja udah kayak di-prank. Dan yang nge-prank jelas orang-orang sekitar kita. Iya! Bener.  Gak papa gak papa. Hidup kita emang genrenya komedi buat dileluconin orang, buat dibercandain orang. Haha.

CAPEK

Image
CAPEK Kadang tu hidup bisa secapekkkkk itu ya. Kadang males buat ngapa-ngapain. Jadinya malah badmood sana sini. Orang gak salah sama kita, karena kitanya badmood dan capek, orang itu bisa kena omel. Haha. Lucu kadang. Tapi kadang kalau udah capekkkkk yang sampai capek banget, biasanya ya kita malah diem. Bener-bener badmood tapi lebih milih diem. Badmood-nya dipendem sendiri. Gak keliatan badmood sih, tapi cuma diem sambil pura-pura "it's okay. Lagi gak mau ngomong aja". Yah, padahal mah itu bukan gak mau ngomong, tapi emang gak tau mau ngomong apa saking capeknya. Apa lagi ni ya, pas lagi capekkkkk k-nya lima, kita biasanya gak mau tuh diganggu orang, tapi ada aja orang yang berusaha ngelawak atau bikin kita ketawa, jatuhnya malah gak bikin kita ketawa, tapi kita kayak "Pergi dah lu, gak lucu!" Haha. Gak papa gak papa. Hidup emang harus ada sisi capeknya. Kasian kalau selalu kuat, padahal kenyataannya hati, pikiran, tubuh, batin lagi gak berdaya buat kuat. 

SUDAH

Image
SUDAH Sas berdiri menghadap ke depan dengan langit yang mulai gelap. Diikuti dengan awan-awan mengembang dan cahaya matahari yang memudar. Nan: Mungkin bukan sekarang. Sas: (diam) Nan: Makasih ya, Sas. Sas: Untuk apa? Nan: Karena kamu sudah mau menerima semuanya. Sas: Kata siapa aku menerima? Nan: Jawabanmu tadi. Itu jawaban "Ya" untuk semua, kan? Sas: Menurutmu, mungkin iya. Menurutku, jawaban itu hanya untuk satu pertanyaan.  Nan: Pertanyaan bahwa... Sas: Bahwa aku senang bertemu kamu saat ini. Hanya pertanyaan itu yang kujawab. Nan: Lalu, kamu mau kita bagaimana? Ingin lebih? Ingin kita pacaran? Ingin apa, Sas? Sas: Percuma, Nan. Kalau pun aku ingin lebih, kalau pun aku pacaran sama kamu, aku justru akan merasa sakit.  Nan: (menghela napas) Sas: Karena jauh di dalam sana, perasaan kamu buat aku cuma kosong. Aku selalu yang cari topik bicara, aku yang selalu menghubungi, aku yang selalu berusaha buat kamu jatuh hati sama aku, tapi hasilnya nihil, Nan! Dan dari awal kita ken...