SEMESTA
SEMESTA
Berjalan perlahan mengikuti arah angin bergerak
Sembari berpikir, apa selanjutnya?
Selanjutnya yang kusemogakan
ternyata tidak benar-benar terwujud
Terhenti, terhalang oleh lika-liku
Kadang yang kita pikir akan indah
Justru menjadi sebuah pukulan yang menyakitkan
Tetapi, apakah semesta akan sejahat itu?
Bukankah semesta punya caranya sendiri?
Bukankah garis takdir kita sudah tergambarkan?
Padahal seharusnya kita tunduk diri pada Yang Esa
Benar-benar berserah hanya kepada-Nya
Karena mengandalkan manusia itu menyakitkan
Yang kita pikir akan berjuang bersama
Justru menjadi sebuah kepedihan yang mendalam
Padahal seharusnya kita mendongak pada Yang Esa
Benar-benar meminta hanya kepada-Nya
Bahwa sesungguhnya manusia bisa memberikan luka
Lebih sakit dari yang kita bayangkan
Tetapi, semua itu harus bermuara kepada satu
Satu pintu maaf yang selebar-lebarnya
Agar kelak kita tidak menjadi manusia pendendam
Comments